Oct 27, 2022

School Partnership – Kemitraan Sekolah

School Partnership – Kemitraan Sekolah image

Jika Anda tertarik dengan kelas pemrograman atau desain, silakan hubungi kami di sini. Timedoor Academy menyediakan layanan pendidikan ke berbagai sekolah dan pemerintah.
Kemitraan dapat dibentuk dalam berbagai bentuk, termasuk mata pelajaran utama, ekstrakurikuler, kegiatan klub, afiliasi rujukan siswa, kemitraan tempat, dan pelatihan guru. Jangan ragu untuk menghubungi kami terlebih dahulu.

Hubungi Kami untuk gabung mitra bisnis kami

 

Artikel Lainnya

Ketahui Apa Itu Doxing pada Anak dan Cara Mencegahnya 2025
Ketahui Apa Itu Doxing pada Anak dan Cara Mencegahnya 2025
Di era digital yang semakin berkembang, anak-anak kini tidak hanya menggunakan internet untuk bermain atau belajar, tetapi juga aktif di media sosial dan platform online lainnya. Meski membawa banyak manfaat, dunia digital juga memiliki sisi gelap yang perlu diwaspadai, salah satunya adalah doxing pada anak. Doxing pada anak merupakan tindakan mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi pribadi anak secara online tanpa izin, seperti nama lengkap, alamat rumah, nama sekolah, nomor telepon, atau bahkan foto dan lokasi terkini. Hal ini sangat berbahaya karena informasi tersebut bisa digunakan untuk mengintimidasi, mengancam, atau mengeksploitasi anak.   Bagaimana Doxing Terjadi pada Anak? Banyak orang tua tidak menyadari bahwa data pribadi anak-anak bisa tersebar luas hanya melalui aktivitas online yang tampak biasa saja. Misalnya, saat anak membuat akun media sosial tanpa pengaturan privasi yang tepat, atau ketika orang tua sendiri membagikan terlalu banyak informasi tentang anak di media sosial (fenomena ini dikenal sebagai “sharenting”). Selain itu, doxing pada anak juga bisa terjadi melalui forum game online, grup obrolan, atau komentar di platform video. Anak-anak sering kali belum paham batasan antara informasi pribadi dan publik, sehingga mereka secara tidak sadar membagikan detail yang bisa dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab.   Dampak Psikologis Doxing pada Anak Doxing pada anak bisa memberikan dampak psikologis yang cukup berat. Anak yang menjadi korban bisa mengalami stres, rasa takut, kecemasan berlebih, hingga trauma sosial. Mereka bisa menjadi enggan untuk menggunakan internet lagi, atau justru semakin tertutup dari orang tua karena takut dimarahi. Dalam beberapa kasus, doxing bahkan bisa menyebabkan anak mengalami perundungan digital (cyberbullying) yang berkepanjangan. Orang tua harus memahami bahwa doxing bukan hanya persoalan teknis, tapi juga menyangkut rasa aman dan kepercayaan diri anak. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda anak mengalami tekanan karena aktivitas digitalnya, seperti perubahan perilaku, menarik diri dari pergaulan, atau takut membuka gadget di depan orang tua.   Cara Mencegah Doxing pada Anak Untuk mencegah doxing pada anak, berikut beberapa langkah penting yang bisa dilakukan: Edukasi Sejak DiniAjarkan anak sejak dini tentang apa itu informasi pribadi dan mengapa penting untuk menjaga kerahasiaannya di internet. Berikan contoh konkret agar mereka memahami dampaknya. Gunakan Pengaturan Privasi MaksimalPastikan semua akun media sosial anak memiliki pengaturan privasi yang ketat. Jangan izinkan mereka menerima permintaan pertemanan atau mengikuti orang asing secara bebas. Pantau Aktivitas Online AnakTanpa mengganggu privasi, orang tua tetap perlu tahu platform apa yang digunakan anak dan dengan siapa mereka berinteraksi. Gunakan aplikasi pengawasan yang membantu menjaga keamanan digital anak. Berhati-hati Saat Membagikan Informasi Anak Secara OnlineTidak hanya anak, orang tua pun harus bijak dalam membagikan foto, lokasi, atau cerita pribadi anak di media sosial. Bangun Komunikasi TerbukaBuat anak merasa nyaman untuk bercerita jika mengalami hal yang membuatnya tidak nyaman di dunia maya. Anak yang percaya bahwa orang tua akan mendukungnya akan lebih mudah meminta bantuan saat dibutuhkan.   Peran Sekolah dan Guru Sekolah juga memegang peran penting dalam mencegah doxing pada anak. Guru dapat memberikan pelajaran khusus mengenai etika digital dan keamanan siber sebagai bagian dari kurikulum. Selain itu, sekolah perlu menyediakan ruang diskusi terbuka tentang pengalaman digital siswa dan bagaimana cara menghadapi ancaman online. Dengan kolaborasi antara orang tua, guru, dan institusi pendidikan, upaya mencegah doxing pada anak bisa menjadi lebih efektif dan berkelanjutan. Sebagai penutup, doxing pada anak adalah ancaman yang nyata dan tidak bisa diabaikan. Di tengah kemajuan teknologi, melindungi data pribadi anak adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai orang dewasa. Melalui edukasi yang konsisten, pengawasan yang bijak, dan komunikasi yang terbuka, kita dapat menciptakan ruang digital yang lebih aman untuk anak-anak.   Mulai Bangun Kesadaran Digital Anak Bersama Timedoor Jika kamu ingin anak lebih siap menghadapi dunia teknologi, termasuk memahami keamanan dan etika digital, Timedoor Academy menyediakan kelas coding dan literasi digital yang ramah anak. Kamu juga bisa mencoba free trial class dari Timedoor Academy untuk melihat langsung bagaimana pembelajaran menyenangkan dan bermanfaat bisa dimulai dari sekarang.
<strong>Keuntungan Luar Biasa dari Kursus Robotik untuk Siswa SD yang Wajib Diketahui Orang Tua</strong>
Keuntungan Luar Biasa dari Kursus Robotik untuk Siswa SD yang Wajib Diketahui Orang Tua
Perkembangan teknologi semakin pesat dari tahun ke tahun. Anak-anak yang saat ini duduk di bangku sekolah dasar akan menghadapi dunia yang penuh dengan inovasi, otomatisasi, dan kecerdasan buatan. Karena itu, membekali mereka dengan keterampilan yang relevan sejak dini menjadi sangat penting. Salah satu cara terbaik untuk mempersiapkan generasi muda adalah melaluikursus Robotik untuk Siswa SD . Dengan metode pembelajaran yang menarik dan praktis, anak-anak bisa belajar memahami teknologi sekaligus melatih kreativitas mereka. Apa Itu Kursus Robotik? Kursus robotik adalah program pembelajaran yang mengenalkan anak pada cara merancang, merakit, dan memprogram robot sederhana. Melalui kursus robotik untuk siswa SD, anak dapat belajar prinsip dasar sains, teknologi, engineering, dan matematika atau yang lebih dikenal sebagai STEM. Kegiatan ini dirancang agar menyenangkan, sehingga anak tidak merasa seperti sedang belajar materi yang sulit, melainkan seolah-olah sedang bermain sambil menciptakan sesuatu. Manfaat Kursus Robotik untuk Anak Salah satu alasan mengapa banyak orang tua mulai memilih kursus robotik untuk siswa SD adalah karena manfaatnya yang luas. Pertama, anak belajar berpikir logis dan terstruktur. Setiap komponen robot perlu dipasang dengan urutan yang tepat, sehingga anak terbiasa memahami konsep sebab-akibat. Kedua, mereka mengembangkan keterampilan problem solving. Saat robot tidak berfungsi sesuai rencana, anak akan mencari solusi kreatif untuk memperbaikinya. Ketiga, kursus ini melatih kesabaran serta ketekunan, karena membuat robot membutuhkan proses dan waktu. Mengasah Kreativitas dan Imajinasi Selain aspek teknis, kursus robotik untuk siswa SD juga mendorong kreativitas. Anak tidak hanya mengikuti instruksi, tetapi juga diajak merancang ide mereka sendiri. Misalnya, mereka bisa menciptakan robot yang mampu berjalan, menyalakan lampu, atau bahkan memainkan musik sederhana. Dari sini, anak belajar bahwa teknologi bukan hanya sesuatu yang digunakan, tetapi juga bisa mereka ciptakan. Keterampilan Sosial yang Berkembang Banyak program kursus robotik untuk siswa SD yang dilakukan dalam kelompok. Ini memberi kesempatan bagi anak untuk bekerja sama dengan teman-temannya. Mereka belajar berdiskusi, berbagi ide, serta menyelesaikan masalah bersama. Kemampuan berkolaborasi ini akan sangat bermanfaat, baik di sekolah maupun dalam kehidupan mereka di masa depan. Bekal untuk Masa Depan Di era modern, keterampilan teknologi menjadi salah satu kunci kesuksesan. Dengan mengikuti kursus robotik untuk siswa SD, anak tidak hanya siap menghadapi tantangan akademis, tetapi juga memiliki pondasi untuk karier di bidang teknologi. Bidang-bidang seperti kecerdasan buatan, data science, dan teknik mesin bisa menjadi lebih mudah dipahami karena mereka sudah terbiasa dengan dasar-dasar robotik sejak kecil. Peran Orang Tua dalam Mendukung Anak Kehadiran orang tua sangat penting dalam mendukung proses belajar anak. Memberikan apresiasi atas pencapaian kecil, mendampingi saat mereka merakit robot, atau sekadar mendengarkan cerita mereka tentang kelas robotik akan meningkatkan rasa percaya diri anak. Dengan dukungan orang tua, pengalaman belajar dalam kursus robotik untuk siswa SD akan semakin bermakna. Mengapa Memilih Timedoor Academy? Timedoor Academy menawarkan program robotik yang dirancang khusus untuk anak sekolah dasar. Kurikulumnya tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga mengajarkan anak cara berpikir kreatif dan berkolaborasi. Setiap kelas dipandu oleh mentor berpengalaman yang memahami cara terbaik mengajarkan teknologi kepada anak. Dengan suasana belajar yang menyenangkan, anak-anak akan merasa antusias mengikuti setiap sesi. Daftarkan Anak Anda di Timedoor Academy! Jika Anda ingin anak Anda memiliki keterampilan yang relevan dengan masa depan, inilah saat yang tepat untuk memulainya. Daftarkan anak Anda dalam program Free Trial di Timedoor Academy dan temukan bagaimana kursus robotik dapat mengubah rasa ingin tahu menjadi kemampuan nyata. Klik tombol pendaftaran sekarang dan berikan kesempatan terbaik bagi anak Anda untuk berkembang.
7 Ciri-Ciri Anak Autis yang Sering Orang Tua Tidak Sadari
7 Ciri-Ciri Anak Autis yang Sering Orang Tua Tidak Sadari
Setiap anak tumbuh dan berkembang dengan cara yang berbeda. Namun, ada kalanya orang tua mulai merasa khawatir ketika anak menunjukkan perilaku yang tidak seperti anak-anak lain seusianya. Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan sejak dini adalah ciri-ciri anak autis, karena semakin cepat dikenali, semakin besar peluang anak mendapatkan dukungan yang tepat. Autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah kondisi perkembangan saraf yang memengaruhi kemampuan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi, dan berperilaku. Gejalanya bisa sangat beragam, mulai dari yang ringan hingga yang lebih kompleks. Karena sifatnya yang spektrum, banyak orang tua yang mungkin tidak langsung menyadari bahwa anaknya menunjukkan tanda-tanda autisme. Berikut ini beberapa ciri-ciri anak autis yang umum dijumpai dan sebaiknya tidak diabaikan oleh orang tua. 1. Kontak Mata yang Terbatas Salah satu tanda awal yang bisa terlihat adalah anak jarang melakukan kontak mata. Misalnya, saat diajak bicara atau bermain, anak tampak tidak menatap wajah lawan bicaranya. Ini bisa menjadi salah satu ciri-ciri anak autis yang paling awal muncul, dan sering kali dianggap sekadar anak pemalu atau kurang fokus. 2. Tidak Merespons Saat Dipanggil Namanya Anak usia satu tahun umumnya sudah mulai merespons ketika namanya dipanggil. Namun, anak dengan autisme sering tidak memberikan reaksi apa pun. Mereka tampak asyik dengan dunianya sendiri, bukan karena gangguan pendengaran, tetapi karena adanya perbedaan dalam cara otak mereka memproses informasi sosial. 3. Minim Ekspresi dan Gerak Tubuh Sosial Anak-anak biasanya menunjukkan emosi melalui senyuman, lambaian tangan, atau menunjuk sesuatu yang menarik perhatian. Jika anak Anda jarang melakukan hal-hal ini, bisa jadi itu termasuk dalam ciri-ciri anak autis. Anak autis cenderung memiliki ekspresi wajah yang datar dan tidak terlalu menunjukkan ketertarikan sosial. 4. Terlambat Bicara atau Tidak Menggunakan Bahasa untuk Berkomunikasi Banyak anak autis mengalami keterlambatan berbicara. Beberapa mungkin bisa mengucapkan kata-kata, tetapi tidak menggunakannya untuk berkomunikasi. Bahkan ada yang lebih memilih menyampaikan kebutuhan melalui gestur daripada kata-kata. Ini termasuk salah satu ciri-ciri anak autis yang paling umum dikenali saat anak memasuki usia balita. 5. Pola Bermain yang Tidak Biasa Anak-anak biasanya suka bermain peran atau berinteraksi dengan temannya. Tapi anak autis mungkin justru fokus pada bagian tertentu dari mainan, seperti hanya memutar roda mobil atau menyusun benda dengan pola tertentu berulang kali. Pola bermain yang kaku seperti ini merupakan salah satu ciri-ciri anak autis yang khas. 6. Sensitivitas yang Berlebihan atau Justru Tidak Pekah Anak autis bisa menunjukkan reaksi berlebihan terhadap suara keras, sentuhan ringan, atau cahaya terang. Sebaliknya, ada juga yang tidak merespons sama sekali terhadap rangsangan semacam itu. Sensitivitas yang tidak biasa terhadap lingkungan sekitar menjadi ciri-ciri anak autis yang sering kali membingungkan orang tua. 7. Sering Mengulang Gerakan atau Kata Anak dengan autisme sering melakukan gerakan atau mengulang kata-kata tertentu tanpa henti, seperti mengepakkan tangan, melompat-lompat, atau mengucapkan kata yang sama berulang kali. Kebiasaan ini biasanya menjadi bentuk kenyamanan atau stimulasi diri dan merupakan ciri-ciri anak autis yang cukup mudah dikenali. Haruskah Langsung Khawatir? Menemukan beberapa dari ciri-ciri anak autis bukan berarti Anda harus langsung panik. Yang terpenting adalah mengamati secara konsisten dan berkonsultasi dengan tenaga profesional seperti psikolog anak atau dokter tumbuh kembang. Diagnosis yang tepat membutuhkan evaluasi mendalam, dan tidak semua anak yang mengalami keterlambatan atau keunikan perilaku langsung masuk ke dalam spektrum autisme. Semakin dini gejala dikenali, semakin besar kemungkinan anak mendapatkan intervensi dan dukungan yang sesuai. Baik itu terapi wicara, terapi okupasi, atau pendampingan sosial, semua akan membantu anak berkembang lebih optimal. Tambahan: Mengenalkan Dunia Teknologi pada Anak Selain perhatian pada tumbuh kembang sosial dan emosional, anak juga bisa dikenalkan pada aktivitas yang membangun logika dan konsentrasi. Salah satunya adalah melalui kegiatan coding. Aktivitas ini melatih anak untuk berpikir sistematis, menyusun strategi, dan menyelesaikan masalah. Timedoor Academy menyediakan kursus coding ramah anak yang cocok untuk berbagai karakter dan kebutuhan belajar, termasuk anak dengan gaya belajar visual dan logis. Coba kelas gratisnya sekarang dan lihat sendiri bagaimana teknologi bisa jadi sarana belajar yang menyenangkan.!
float button