Oct 27, 2022

School Partnership – Kemitraan Sekolah

School Partnership – Kemitraan Sekolah image

Jika Anda tertarik dengan kelas pemrograman atau desain, silakan hubungi kami di sini. Timedoor Academy menyediakan layanan pendidikan ke berbagai sekolah dan pemerintah.
Kemitraan dapat dibentuk dalam berbagai bentuk, termasuk mata pelajaran utama, ekstrakurikuler, kegiatan klub, afiliasi rujukan siswa, kemitraan tempat, dan pelatihan guru. Jangan ragu untuk menghubungi kami terlebih dahulu.

Hubungi Kami untuk gabung mitra bisnis kami

 

Artikel Lainnya

Is Coding Necessary for Kids? Let’s Find Out in 2025!
Coding untuk Anak Apakah Wajib? Temukan Faktanya di 2025!
Di era digital yang terus berkembang pesat seperti sekarang, banyak orang tua yang mulai mempertanyakan, coding untuk anak apakah wajib diajarkan sejak dini? Coding atau pemrograman memang menjadi salah satu keterampilan yang makin dibutuhkan, tapi apakah benar-benar wajib untuk anak-anak belajar coding? Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai apakah coding itu wajib untuk anak, manfaatnya, tantangan yang mungkin dihadapi, serta bagaimana orang tua dapat memulainya dengan cara yang tepat, terutama lewat program belajar coding dari Timedoor Academy. Apakah Coding untuk Anak Apakah Wajib? Pertanyaan coding untuk anak apakah wajib memang sudah mulai sering muncul, terutama seiring dengan perkembangan teknologi dan digitalisasi pendidikan. Secara formal, coding belum menjadi mata pelajaran wajib di semua sekolah di Indonesia. Namun, dunia kerja dan industri digital saat ini sangat menuntut kemampuan teknologi dan coding. Coding adalah bahasa dari teknologi yang menggerakkan hampir semua perangkat digital di dunia saat ini. Dengan mengajarkan coding sejak dini, anak-anak bisa dipersiapkan untuk menghadapi tantangan masa depan yang sangat bergantung pada teknologi dan inovasi digital. Oleh karena itu, meskipun belum wajib secara regulasi, coding menjadi keterampilan yang sangat penting dan sebaiknya mulai dikenalkan sejak kecil. Manfaat Coding untuk Anak Membahas coding untuk anak apakah wajib, penting juga untuk mengenal manfaat belajar coding bagi anak. Pertama, coding melatih anak untuk berpikir logis dan sistematis. Dalam proses coding, anak belajar memecah masalah besar menjadi bagian yang lebih kecil dan menyelesaikannya secara berurutan. Selain itu, coding juga mengasah kreativitas anak karena mereka dapat membuat berbagai karya digital seperti game, animasi, dan aplikasi. Ini membuat belajar coding menjadi kegiatan yang menyenangkan dan membangun rasa percaya diri. Tidak hanya itu, belajar coding juga mengembangkan kemampuan problem solving dan ketekunan. Anak harus sabar dan teliti dalam mengikuti langkah-langkah agar program yang dibuat bisa berjalan dengan baik. Kemampuan ini sangat bermanfaat tidak hanya di bidang teknologi, tapi juga dalam aspek kehidupan lainnya. Tantangan dalam Belajar Coding untuk Anak Meski banyak manfaatnya, tidak bisa dipungkiri bahwa ada beberapa tantangan yang mungkin dihadapi anak saat belajar coding. Hal ini membuat beberapa orang tua bertanya lagi, coding untuk anak apakah wajib, mengingat proses belajar coding tidak selalu mudah bagi semua anak. Anak-anak bisa merasa kesulitan memahami konsep abstrak atau logika pemrograman yang cukup kompleks. Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan dukungan ekstra, memilih metode belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan usia anak agar mereka tidak cepat bosan atau frustasi. Program kelas coding seperti yang disediakan oleh Timedoor Academy didesain khusus agar anak-anak bisa belajar coding secara interaktif dan menyenangkan. Dengan pendekatan yang tepat, tantangan ini bisa diatasi dan anak-anak justru menjadi semakin tertarik dengan dunia teknologi. Bagaimana Memulai Belajar Coding untuk Anak? Jika masih bertanya-tanya, coding untuk anak apakah wajib, maka hal yang paling penting adalah bagaimana memulainya dengan cara yang tepat dan sesuai. Mulailah dengan konsep dasar yang sederhana seperti blok coding yang visual dan mudah dipahami. Timedoor Academy menawarkan kelas coding yang disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak, mulai dari dasar hingga tingkat lanjut. Anak-anak bisa belajar coding dengan cara yang menyenangkan melalui proyek-proyek nyata yang membantu pemahaman mereka. Tidak hanya itu, Timedoor Academy menyediakan free trial class yang bisa diikuti secara gratis. Free trial class ini memberikan kesempatan bagi anak dan orang tua untuk merasakan langsung metode belajar coding yang interaktif dan menyenangkan sebelum memutuskan untuk bergabung penuh. Peran Orang Tua dalam Mendukung Pembelajaran Coding Anak Peran orang tua sangat krusial dalam keberhasilan anak belajar coding. Orang tua bisa membantu dengan menyediakan waktu khusus untuk belajar coding dan menemani anak ketika mengerjakan tugas atau proyek dari kelas coding. Selain itu, orang tua dapat berdiskusi dan bertanya tentang hal-hal yang dipelajari anak supaya mereka merasa didukung dan termotivasi. Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak akan memperkuat proses belajar coding dan membantu anak menghadapi kesulitan dengan lebih mudah. Orang tua juga harus mengingatkan anak agar tetap menjaga keseimbangan antara belajar dan istirahat agar anak tidak mudah lelah atau kehilangan semangat belajar. Kesimpulan: Coding untuk Anak Apakah Wajib? Jadi, apakah coding untuk anak apakah wajib? Meskipun coding belum menjadi mata pelajaran wajib di banyak sekolah, kemampuan coding sangat penting untuk masa depan anak. Mengajarkan coding sejak dini bukan hanya mempersiapkan anak untuk dunia kerja yang semakin digital, tapi juga melatih kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan problem solving. Timedoor Academy hadir untuk membantu mewujudkan hal ini dengan menyediakan kelas coding yang ramah anak, interaktif, dan mudah diakses. Dengan adanya free trial class, orang tua dan anak bisa mencoba dulu sebelum bergabung secara penuh. Jangan tunda lagi! Daftarkan anak Anda di Timedoor Academy dan berikan mereka kesempatan untuk belajar coding dengan cara yang menyenangkan dan efektif. Dengan bekal coding, anak Anda akan siap menghadapi dunia digital yang semakin maju dan penuh peluang.
Top 5! Cara Efektif Membatasi Tontonan YouTube untuk Anak
Top 5! Cara Efektif Membatasi Tontonan YouTube untuk Anak
Di era digital saat ini, YouTube telah menjadi salah satu platform hiburan utama bagi anak-anak. Kontennya beragam, mulai dari video edukatif hingga tontonan yang kurang sesuai dengan usia anak. Hal ini membuat banyak orang tua bertanya-tanya: bagaimana cara membatasi tontonan YouTube untuk anak secara efektif? Menjaga anak-anak agar tetap aman saat menjelajahi dunia digital adalah tantangan besar bagi orang tua masa kini. Apalagi, algoritma YouTube seringkali merekomendasikan video yang tidak selalu sesuai dengan nilai-nilai yang ingin kita tanamkan pada anak. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara membatasi tontonan YouTube untuk anak sebagai bagian dari pengasuhan digital yang bijak. Mengapa Anak Perlu Diawasi Saat Menonton YouTube? YouTube memang memiliki konten positif seperti video pembelajaran, eksperimen sains, atau cerita motivasi. Namun di sisi lain, banyak pula konten yang tidak pantas atau bahkan mengandung kekerasan, hoaks, dan nilai negatif lainnya. Jika tidak diawasi, anak dapat dengan mudah terpapar konten semacam ini. Itulah sebabnya memahami cara membatasi tontonan YouTube untuk anak bukan hanya sekadar pilihan, tetapi kebutuhan yang mendesak. Cara Membatasi Tontonan YouTube untuk Anak Berikut adalah beberapa langkah konkret yang bisa Anda lakukan sebagai orang tua: 1. Gunakan Aplikasi YouTube Kids YouTube telah merilis aplikasi khusus anak yang dikenal dengan YouTube Kids. Aplikasi ini dirancang dengan filter otomatis untuk menyaring konten berdasarkan usia anak. Ini adalah langkah awal yang tepat dalam cara membatasi tontonan YouTube untuk anak. 2. Aktifkan Mode Terbatas (Restricted Mode) Jika anak tetap menggunakan aplikasi YouTube reguler, Anda bisa mengaktifkan mode terbatas di pengaturan akun YouTube. Fitur ini membantu menyembunyikan video yang dianggap tidak pantas untuk anak-anak. 3. Manfaatkan Kontrol Orang Tua Baik di YouTube Kids maupun YouTube biasa, Anda bisa mengatur waktu menonton dan jenis video yang bisa diakses. Ini sangat membantu dalam menerapkan cara membatasi tontonan YouTube untuk anak tanpa perlu selalu mengawasi secara langsung. 4. Buat Jadwal Menonton Tetapkan waktu khusus untuk anak menonton YouTube, misalnya hanya setelah menyelesaikan tugas sekolah atau pekerjaan rumah. Dengan batasan waktu yang jelas, anak belajar untuk disiplin dan menghargai waktu. 5. Tonton Bersama Anak Luangkan waktu untuk menonton bersama anak. Selain menjadi momen kebersamaan, ini juga memberi Anda kesempatan untuk mengenal jenis konten yang disukai anak dan mengarahkan mereka pada tontonan yang lebih positif. 6. Edukasi Anak Tentang Konten yang Baik Ajari anak cara mengenali video yang mengandung unsur negatif. Dorong mereka untuk segera melapor jika menemukan video yang membuat mereka tidak nyaman. Pendekatan ini penting dalam mengajarkan tanggung jawab digital. 7. Gunakan Aplikasi Pemantauan Tambahan Ada banyak aplikasi pihak ketiga seperti Google Family Link yang memungkinkan Anda memantau aktivitas digital anak, termasuk durasi menonton dan riwayat pencarian. Ini memperkuat upaya Anda dalam menerapkan cara membatasi tontonan YouTube untuk anak secara menyeluruh. Tantangan yang Mungkin Dihadapi Mengatur tontonan anak tidak selalu mudah. Beberapa anak mungkin menolak aturan baru atau mencoba mencari celah untuk mengakses video yang dibatasi. Oleh karena itu, konsistensi dan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak sangat dibutuhkan. Anda juga bisa melibatkan anak dalam proses membuat aturan, agar mereka merasa dihargai dan lebih kooperatif. Membatasi Bukan Melarang, Tapi Mengarahkan Perlu diingat bahwa cara membatasi tontonan YouTube untuk anak bukan berarti melarang secara total, melainkan mengarahkan ke konten yang bermanfaat. Banyak video yang bisa memperluas wawasan dan kreativitas anak jika dipilih dengan tepat. Dengan pendekatan yang seimbang antara kontrol, edukasi, dan kepercayaan, anak akan belajar mengelola konsumsi media mereka sendiri seiring waktu. Coba Kelas Coding Gratis di Timedoor Academy Mengasuh anak di era digital memang menuntut upaya lebih. Namun dengan pemahaman dan alat yang tepat, Anda bisa melindungi anak dari paparan negatif sambil tetap memanfaatkan teknologi untuk mendukung tumbuh kembangnya. Jika Anda ingin anak Anda memanfaatkan waktu layar secara produktif, kenalkan mereka pada dunia teknologi melalui cara yang mendidik dan menyenangkan. Timedoor Academy menawarkan program coba gratis belajar coding yang dirancang khusus untuk anak usia 5–19 tahun.
Berikut 5 Alasan Mengapa Anak Suka Bermain Game
Berikut 5 Alasan Mengapa Anak Suka Bermain Game
Mengapa anak suka bermain game? Bermain game telah menjadi aktivitas yang sangat populer di kalangan anak-anak saat ini. Dari perangkat ponsel, tablet, hingga konsol, game hadir dalam berbagai bentuk yang menarik perhatian anak. Orang tua sering kali khawatir dengan intensitas waktu yang dihabiskan untuk bermain, terutama ketika muncul fenomena anak kecanduan game. Namun, sebelum menghakimi sepenuhnya, penting bagi orang tua untuk memahami alasan mengapa anak begitu tertarik pada dunia permainan digital. Game Memberikan Tantangan dan Rasa Pencapaian Salah satu alasan utama anak menyukai game adalah adanya tantangan yang jelas. Game sering kali menghadirkan level atau misi yang harus diselesaikan. Ketika anak berhasil menyelesaikan sebuah misi, mereka akan merasakan kebanggaan dan pencapaian. Perasaan ini bisa menjadi sangat memotivasi, sehingga anak terdorong untuk terus bermain. Namun, jika tidak diarahkan, motivasi ini dapat berkembang menjadi anak kecanduan game karena terus mencari kepuasan dari kemenangan virtual. Game Sebagai Sarana Hiburan Game memberikan hiburan yang mudah diakses kapan saja. Dengan tampilan grafis menarik, musik yang seru, serta alur cerita yang menegangkan, anak-anak bisa merasa betah berlama-lama di depan layar. Hiburan ini sering kali menjadi cara anak melepas penat setelah sekolah. Meski demikian, jika waktu bermain tidak dibatasi, hiburan bisa berubah menjadi kebiasaan yang berlebihan sehingga menimbulkan anak kecanduan game. Faktor Sosial dan Interaksi dengan Teman Banyak game saat ini yang dirancang dengan fitur multiplayer, memungkinkan anak untuk berkomunikasi dan bermain bersama teman. Interaksi sosial ini membuat game terasa lebih seru karena anak bisa bekerja sama atau bahkan bersaing dengan orang lain. Namun, di balik sisi positifnya, intensitas interaksi virtual ini juga berpotensi membuat anak kecanduan game karena mereka merasa lebih nyaman bergaul di dunia maya dibandingkan dunia nyata. Game Sebagai Bentuk Eksplorasi dan Imajinasi Beberapa game dirancang dengan dunia fantasi yang luas dan bebas untuk dieksplorasi. Hal ini merangsang imajinasi anak, membuat mereka merasa seolah sedang menjelajah dunia baru. Bagi anak yang memiliki rasa ingin tahu tinggi, game menjadi ruang untuk bereksperimen tanpa risiko nyata. Walaupun demikian, eksplorasi ini tetap perlu diarahkan agar tidak menjadi pintu menuju anak kecanduan game. Kurangnya Alternatif Aktivitas Menarik Tidak jarang anak terjebak bermain game berjam-jam karena kurangnya aktivitas lain yang menarik atau menantang di dunia nyata. Jika tidak tersedia wadah untuk mengembangkan kreativitas, bakat, atau keterampilan baru, maka game akan menjadi pelarian utama. Inilah yang membuat anak lebih rentan menjadi anak kecanduan game. Bagaimana Orang Tua Bisa Menghadapinya? Menyalahkan game sepenuhnya bukanlah solusi terbaik. Orang tua perlu memahami bahwa game hanyalah salah satu bentuk hiburan modern. Kuncinya ada pada pengawasan dan pendampingan. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain: Membatasi waktu bermain dengan aturan yang konsisten. Mengenalkan aktivitas alternatif seperti olahraga, seni, atau kursus tambahan. Berkomunikasi terbuka dengan anak mengenai isi game yang mereka mainkan. Mencari game edukatif yang mampu menyeimbangkan kesenangan dan pembelajaran. Dengan pendekatan yang tepat, anak bisa tetap menikmati permainan tanpa terjebak menjadi anak kecanduan game. Peran Edukasi Digital dalam Mengatasi Tantangan Salah satu cara efektif untuk mengarahkan ketertarikan anak terhadap teknologi adalah melalui edukasi digital. Dengan mengikuti kursus yang tepat, anak dapat menyalurkan minatnya ke arah yang lebih produktif. Misalnya, belajar coding, desain digital, atau animasi yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan masa depan. Dengan begitu, anak tidak hanya menghabiskan waktu untuk bermain, tetapi juga mengembangkan potensi diri sehingga terhindar dari masalah anak kecanduan game. Membangun Generasi Siap Masa Depan Bermain game adalah hal yang wajar bagi anak-anak di era digital. Ada banyak faktor yang membuat mereka tertarik, mulai dari hiburan, tantangan, hingga interaksi sosial. Namun, orang tua tetap harus waspada agar kesenangan tersebut tidak berubah menjadi masalah serius seperti anak kecanduan game. Pendampingan, komunikasi, dan memberikan alternatif aktivitas positif menjadi kunci utama dalam menjaga keseimbangan.Jika Anda ingin membantu anak mengalihkan minatnya ke arah yang lebih bermanfaat, daftarkan mereka di Timedoor Academy. Melalui kursus yang menyenangkan dan mendidik, anak dapat belajar keterampilan digital yang relevan untuk masa depan. Segera daftar untuk free trial di Timedoor Academy dan berikan kesempatan bagi anak Anda untuk berkembang dengan cara yang positif dan menyenangkan.
float button