May 26, 2025

Parenting VOC vs Gentle Parenting: Menimbang Pola Asuh Anak di 2025

<strong>Parenting VOC vs Gentle Parenting: Menimbang Pola Asuh Anak di 2025</strong> image

Perkembangan zaman membawa perubahan besar dalam pola pengasuhan anak di Indonesia. Jika dulu model parenting VOC menjadi standar yang banyak diterapkan, kini gentle parenting mulai populer di kalangan keluarga muda. Diskusi seputar parenting VOC vs gentle parenting seringkali menimbulkan pertanyaan besar: metode mana yang paling efektif membentuk karakter anak di era digital ini?

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang perbedaan mendasar parenting VOC dan gentle parenting, kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta bagaimana orang tua dapat memilih atau bahkan memadukan kedua pola asuh tersebut sesuai kebutuhan keluarga dan perkembangan anak.

Apa Itu Parenting VOC?

Istilah parenting VOC diadaptasi dari masa penjajahan Belanda di Indonesia, di mana ketegasan, kedisiplinan, dan kepatuhan menjadi nilai utama dalam keluarga. Pola parenting VOC menekankan hierarki yang jelas antara orang tua dan anak. Orang tua berperan sebagai pemimpin yang harus dihormati, sementara anak dituntut patuh, disiplin, serta tunduk pada aturan keluarga.

Ciri khas parenting VOC di antaranya:

  • Aturan yang tegas dan tidak mudah dinegosiasikan
  • Sanksi atau hukuman jika anak melanggar
  • Komunikasi satu arah, di mana pendapat anak kurang mendapat tempat
  • Penekanan pada prestasi, kemandirian, dan ketahanan mental anak

Gentle Parenting: Konsep Kebalikan Parenting VOC

Berbeda dengan parenting VOC, gentle parenting lebih menekankan pada pendekatan penuh empati, komunikasi dua arah, serta mengedepankan kebutuhan emosi anak. Orang tua berperan sebagai pendamping dan pembimbing, bukan hanya pemberi aturan. Pola ini mendorong anak untuk lebih percaya diri, terbuka, dan memiliki kecerdasan emosional yang baik.

Meski berbeda, gentle parenting bukan berarti tanpa batasan atau aturan. Justru, batasan diberikan dengan cara yang lebih humanis dan penuh pengertian. Dialog, validasi emosi, dan konsistensi menjadi kunci dalam gentle parenting.

Kelebihan dan Kekurangan Parenting VOC

parenting voc

Sebagai salah satu pola asuh klasik, parenting VOC masih banyak digunakan karena dinilai mampu membentuk karakter disiplin dan mandiri. Anak yang dibesarkan dengan parenting ini umumnya lebih kuat menghadapi tekanan dan terbiasa mengikuti aturan. Namun, pola ini juga berisiko membuat anak takut mengambil keputusan, kurang percaya diri, dan sulit mengungkapkan perasaan secara terbuka.

Di sisi lain, gentle parenting sering dianggap lebih cocok untuk anak zaman sekarang yang tumbuh dengan akses luas ke informasi dan teknologi. Namun tanpa batasan yang jelas, gentle parenting dapat membuat anak bingung membedakan mana yang benar dan salah.

Parenting VOC di Era Digital: Tantangan dan Adaptasi

Era digital membawa tantangan tersendiri bagi penerapan parenting VOC. Anak-anak kini tumbuh di tengah banjir informasi, media sosial, dan budaya instan. Ketegasan dan disiplin dalam parenting ini tetap penting, namun orang tua perlu menyesuaikan gaya komunikasi agar anak tidak merasa dikekang atau tidak dimengerti.

Salah satu cara efektif adalah dengan menggabungkan unsur positif dari parenting ini seperti ketegasan dan disiplin, dengan pendekatan gentle parenting yang penuh empati dan komunikasi terbuka. Hal ini akan membantu anak tetap tangguh, mandiri, namun tetap mampu mengelola emosi serta berpikir kritis.

Tips Memadukan Parenting VOC dan Gentle Parenting

Berikut beberapa tips agar pola parenting VOC tetap relevan di era modern:

  1. Buat Aturan Bersama Anak: Libatkan anak dalam proses pembuatan aturan keluarga. Jelaskan alasannya dan konsekuensinya.
  2. Konsisten Tapi Fleksibel: Tegaslah pada aturan utama, namun tetap terbuka pada perubahan jika memang dibutuhkan.
  3. Validasi Emosi Anak: Dengarkan keluh kesah anak dan bantu mereka menamai perasaan mereka, meskipun Anda tetap pada keputusan utama.
  4. Komunikasi Dua Arah: Sediakan waktu untuk berdialog, bukan hanya memberi perintah. Anak merasa dihargai dan lebih terbuka.
  5. Jadilah Contoh yang Baik: Anak meniru perilaku orang tua. Tunjukkan disiplin, kejujuran, dan tanggung jawab dalam keseharian Anda.

Parenting VOC dan Kesiapan Anak Hadapi Masa Depan

Penerapan parenting VOC yang adaptif sangat bermanfaat dalam membekali anak menghadapi dunia modern yang penuh tantangan. Disiplin, mandiri, dan bertanggung jawab akan membantu anak sukses di sekolah, pergaulan, dan karier masa depan. Namun, jangan lupa imbangi dengan perhatian pada aspek emosional dan kreativitas anak.

Bekali Anak Keterampilan Masa Depan Bersama Timedoor Academy

Ingin tahu detail program? Image

Ingin tahu detail program?

Tak peduli pola asuh apa yang Anda pilih, membekali anak dengan keterampilan masa depan sangat penting. Salah satunya adalah belajar coding yang kini menjadi fondasi banyak profesi modern. Melalui kelas coding di Timedoor Academy, anak-anak dapat mengasah logika, kreativitas, dan kemampuan pemecahan masalah dalam suasana yang menyenangkan dan interaktif.

Timedoor Academy menyediakan free trial class coding yang dapat diikuti anak-anak secara gratis sebelum mendaftar kelas reguler. Dengan dukungan pengajar profesional dan kurikulum yang ramah anak, buah hati Anda akan tumbuh menjadi generasi adaptif dan siap menghadapi masa depan.

Jangan ragu untuk memulai perjalanan baru bersama Timedoor Academy!

Artikel Lainnya

Mempersiapkan Anak untuk Karier Masa Depan dengan Kursus Coding Anak di 2025
Mempersiapkan Anak untuk Karier Masa Depan dengan Kursus Coding Anak di 2025
Dunia berkembang sangat cepat, didorong oleh kemajuan teknologi, otomatisasi, dan kecerdasan buatan. Meski kita tidak bisa memprediksi secara pasti bagaimana kondisi pasar kerja 10 atau 20 tahun mendatang, satu hal sudah pasti: keterampilan digital akan menjadi kunci utama. Karena itulah semakin banyak orang tua yang mulai melirik manfaat kursus coding anak. Belajar coding bukan hanya tentang menjadi programmer. Lebih dari itu, coding mengasah kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan daya juang anak. Artikel ini akan membahas mengapa kursus coding anak adalah salah satu investasi terbaik bagi masa depan anak Anda, serta bagaimana pelatihan ini bisa membentuk generasi baru yang melek teknologi dan inovatif. Teknologi Bukan Lagi Pilihan Anak-anak zaman sekarang tumbuh di lingkungan yang penuh dengan teknologi. Mulai dari smartphone, smart TV, tablet, hingga video game—semua menjadi bagian dari keseharian mereka. Namun, menjadi pengguna pasif berbeda dengan benar-benar memahami cara kerja teknologi. Kursus coding anak mengubah mereka dari sekadar pengguna menjadi pencipta. Mereka tidak hanya bermain game atau menggunakan aplikasi, tapi juga belajar bagaimana membangunnya sendiri. Pemahaman dasar tentang konsep pemrograman memberikan rasa percaya diri sekaligus membuka wawasan anak tentang peluang karier di dunia teknologi. Teknologi bukan lagi sesuatu yang misterius dan menakutkan, melainkan alat untuk memecahkan masalah dan mengekspresikan diri secara kreatif. Mengasah Keterampilan Esensial Abad ke-21 Salah satu aspek coding yang sering diremehkan adalah banyaknya keterampilan hidup yang bisa diasah lewat belajar coding. Kursus coding anak yang baik tidak hanya mengajarkan sintaks atau penggunaan platform tertentu, tapi juga membentuk cara berpikir yang terstruktur dan logis. Anak belajar memecah masalah menjadi bagian-bagian kecil, menguji solusi, dan memperbaiki ide lewat proses coba-coba. Coding juga melatih ketekunan. Ketika kode tidak berjalan, anak belajar mencari kesalahan dan mencoba lagi. Pola pikir ini membentuk daya juang yang bermanfaat di sekolah maupun dalam menghadapi tantangan pribadi. Tak kalah penting, coding juga mengajarkan kerja sama. Banyak program coding anak saat ini dirancang agar mereka bekerja berpasangan atau dalam tim, saling berbagi kode, membantu memperbaiki bug, dan mempresentasikan hasil karya mereka. Pengalaman ini mengasah kemampuan komunikasi dan kolaborasi. Membuka Peluang Karier di Masa Depan Berdasarkan berbagai studi pasar tenaga kerja, karier di bidang teknologi diperkirakan akan terus diminati dalam beberapa dekade ke depan. Profesi seperti pengembang perangkat lunak, analis data, desainer UX, dan pakar keamanan siber tumbuh dengan cepat. Bahkan di industri non-teknologi, literasi digital kini menjadi kebutuhan mendasar. Dengan mengikuti kursus coding anak, mereka membangun fondasi kuat sejak dini. Anak tidak perlu langsung memutuskan ingin menjadi pengembang perangkat lunak. Yang terpenting, mereka memahami logika di balik teknologi dan merasa nyaman untuk mengeksplorasinya. Paparan awal ini bisa memicu minat di bidang STEM dan menjadi bekal belajar di jenjang sekolah selanjutnya. Coding Mengasah Kreativitas dan Percaya Diri Bertolak belakang dengan anggapan bahwa coding adalah aktivitas kaku dan teknis, kenyataannya coding justru merupakan proses kreatif. Anak bisa mendesain cerita interaktif, membuat game sederhana, menghidupkan karakter animasi, bahkan membangun situs web. Setiap proyek coding menjadi media untuk menuangkan ide dan imajinasi. Kursus coding anak yang terstruktur dengan baik memberi ruang untuk bereksperimen dan berinovasi. Ketika anak melihat hasil nyata dari kode yang mereka buat di layar, rasa percaya diri mereka meningkat. Ada kepuasan tersendiri ketika karya mereka berhasil, yang mendorong mereka untuk terus belajar. Bagi anak-anak yang kurang menonjol di pelajaran konvensional, coding bisa menjadi cara alternatif untuk bersinar. Di sini, mereka tidak dituntut menghafal rumus atau fakta, tapi diajak membangun sesuatu dengan tangan dan pikiran sendiri. Belajar Coding Sejak Dini Membuat Teknologi Tak Lagi Menakutkan Manfaat besar lain dari kursus coding untuk anak adalah membantu mereka lebih akrab dengan teknologi sejak dini. Banyak orang dewasa merasa kewalahan dengan perkembangan digital yang begitu cepat. Dengan belajar coding di usia muda, anak tumbuh dengan sudut pandang bahwa teknologi adalah sesuatu yang bisa mereka pahami dan kendalikan. Cara pandang ini membuat anak lebih percaya diri dan siap menghadapi masa depan di mana kemampuan digital bukan lagi nilai tambah, melainkan syarat dasar. Apapun profesi yang mereka pilih nanti, mereka akan lebih mudah beradaptasi dengan alat, sistem, dan lingkungan digital baru. Daftar Kursus Coding Anak Gratis di Timedoor Academy Jika Anda ingin mempersiapkan anak menghadapi masa depan berbasis teknologi, Timedoor Academy siap membantu. Kami menyediakan kursus coding anak yang terstruktur, menyenangkan, dan sesuai dengan usia, dengan fokus pada pengembangan keterampilan nyata melalui pelajaran interaktif. Kursus ini dirancang untuk anak usia 6 tahun ke atas dan dipandu oleh mentor berpengalaman yang tahu cara membangkitkan rasa ingin tahu dan semangat belajar anak. Anak-anak belajar dengan tempo yang sesuai, sambil mengasah kepercayaan diri dalam coding, kreativitas, dan komunikasi. Daftarkan anak Anda untuk kelas percobaan gratis dan biarkan mereka merasakan serunya belajar coding. Timedoor Academy berkomitmen membantu anak Anda menjadi pemikir masa depan yang siap menghadapi dunia teknologi.
Cara Menghadapi Anak Tantrum: Tips Bijak agar Orang Tua Tetap Tenang
Cara Menghadapi Anak Tantrum: Tips Bijak agar Orang Tua Tetap Tenang
Sebagai orang tua, menghadapi anak yang sedang tantrum memang sering jadi ujian kesabaran. Tiba-tiba anak menangis kencang, marah, berteriak, bahkan sampai melempar barang. Situasi ini bisa bikin siapa pun stres. Karena itu, penting banget buat orang tua tahu cara menghadapi anak tantrum dengan tenang dan tepat. Di artikel ini, kita akan bahas tuntas cara menghadapi anak tantrum, dari kenapa anak bisa tantrum sampai langkah-langkah praktis untuk menghadapinya. Dengan pendekatan yang sabar dan positif, tantrum justru bisa jadi momen belajar yang berharga — bukan cuma buat anak, tapi juga untuk orang tuanya.   Kenapa Sih Anak Suka Tantrum? Sebelum mencari tahu cara menghadapi anak tantrum, penting buat paham dulu alasannya. Tantrum sebenarnya hal yang wajar, terutama pada anak usia 1-4 tahun. Biasanya terjadi karena anak belum bisa mengungkapkan perasaan lewat kata-kata. Jadi, saat mereka merasa lelah, lapar, kecewa, atau frustasi, tantrum pun terjadi sebagai cara "berkomunikasi". Bukan berarti anak nakal atau sengaja cari perhatian. Mereka hanya belum tahu cara yang tepat buat mengelola emosinya.   Cara Menghadapi Anak Tantrum Tanpa Ikutan Emosi Berikut beberapa langkah simpel tapi efektif dalam cara menghadapi anak tantrum agar suasana tetap terkendali: 1. Orang Tua Harus Tetap Tenang Langkah pertama dan terpenting adalah mengendalikan emosi diri sendiri. Anak butuh melihat contoh cara mengelola emosi. Kalau orang tuanya panik atau marah, anak justru makin sulit ditenangkan. Cara menghadapi anak tantrum dimulai dari ketenangan orang tua.   2. Akui dan Hargai Perasaan Anak Jangan buru-buru menyuruh anak diam atau berhenti menangis. Sebaliknya, coba pahami dulu perasaannya. Misalnya, “Kamu kesal ya karena nggak boleh beli mainan itu?” Kalimat sederhana seperti ini bikin anak merasa dimengerti, bukan dimarahi.   3. Ajak Anak Alihkan Perhatian Kalau memungkinkan, coba alihkan perhatian anak ke hal lain yang lebih positif. Bisa dengan main bareng, baca buku cerita, atau ajak melakukan aktivitas sederhana yang disukai. Ini salah satu cara menghadapi anak tantrum yang cukup ampuh buat anak kecil.   4. Tetap Konsisten dengan Aturan Jangan langsung menyerah dan menuruti semua keinginan anak hanya supaya dia berhenti menangis. Memang instan, tapi efeknya jangka panjang bisa bikin anak belajar kalau tantrum itu cara dapat apa yang dia mau. Tetap tegas, tapi dengan cara yang lembut.   5. Latih Anak Mengatur Napas Mengajarkan anak untuk menarik napas dalam-dalam saat marah adalah langkah bagus untuk jangka panjang. Ini bagian penting dari cara menghadapi anak tantrum karena membantu anak belajar mengendalikan dirinya sendiri.   Dari Tantrum ke Kegiatan Positif: Mengubah Energi Negatif Jadi Produktif Anak-anak butuh cara untuk menyalurkan emosi dan energi mereka. Salah satu kegiatan yang ternyata bisa membantu adalah coding. Kok bisa? Karena coding mengajarkan anak untuk berpikir runtut, sabar, dan fokus saat menyusun langkah-langkah. Ini sejalan dengan tujuan utama dari cara menghadapi anak tantrum: melatih anak mengenali dan mengelola perasaannya sendiri. Tentu, bukan berarti coding langsung bikin anak nggak tantrum. Tapi perlahan-lahan, aktivitas seperti ini bisa membantu anak belajar memecahkan masalah dengan kepala dingin.   Kunci Utama: Kesabaran dan Konsistensi Perlu diingat, cara menghadapi anak tantrum itu proses. Tidak ada solusi instan. Anak butuh waktu untuk belajar mengatur emosinya. Yang terpenting adalah konsistensi dan kesabaran dari orang tua dalam menghadapi setiap situasi. Tantrum bukan bencana, tapi kesempatan untuk mengajarkan anak tentang cara menghadapi rasa kecewa dan marah dengan cara yang lebih sehat.   Dukung Anak Tumbuh dengan Emosi yang Sehat Tantrum memang melelahkan, tapi dengan pendekatan yang tepat, ini bisa jadi momen belajar bagi anak dan orang tua. Cara menghadapi anak tantrum bukan soal siapa yang lebih keras, tapi siapa yang lebih sabar dan bijak. Sebagai tambahan, membiasakan anak dengan aktivitas yang membangun seperti belajar coding bisa jadi cara baru melatih kesabaran, logika, dan problem-solving mereka sejak dini. Mau tahu caranya? Timedoor Academy punya program kelas coding gratis yang dikemas dengan cara menyenangkan dan ramah anak. Yuk, daftarkan anak Anda dan berikan pengalaman belajar yang seru untuk si buah hati!
Pengumuman Peluncuran Program Timedoor Academy Coin Exchange
Pengumuman Peluncuran Program Timedoor Academy Coin Exchange
Halo semuanya! Timedoor Academy dengan bangga meluncurkan "Program Timedoor Gacha" untuk membuat belajar menjadi lebih menyenangkan! ?✨     ? Apa itu Program Timedoor Gacha? Dalam program ini, kalian bisa menukar koin yang diperoleh dari belajar dan menyelesaikan tugas dengan hadiah menarik! ?✨ ? Bagaimana Cara Berpartisipasi? 1️⃣ Kumpulkan 1000 koin untuk mendapatkan 1 tiket undian Gacha. 2️⃣ Undian Gacha memberikan kesempatan untuk memenangkan hadiah menarik! ? 3️⃣ Kalian hanya bisa bermain Gacha 1 kali per minggu. 4️⃣ Jika ingin bermain Gacha, cukup beri tahu guru atau staf Admin. 5️⃣ Staf Admin akan membantu kalian bermain Gacha dan memberikan hadiah yang kalian menangkan! ?? 6️⃣Program ini akan dimulai setelah libur Lebaran 2025.   ? Siapa yang Bisa Ikut? Program ini berlaku untuk siswa Timedoor Academy di cabang offline di Indonesia. Untuk siswa online dan cabang lainnya, harap bersabar, program ini akan segera tersedia untuk kalian juga! ?✨ ? Hadiah Gacha Hadiah dibagi menjadi kategori Kids dan Teens, dengan banyak pilihan hadiah menarik yang pasti akan kalian sukai! Semakin giat belajar, semakin banyak keseruan yang bisa kalian dapatkan! ?? Ayo kumpulkan koin sebanyak mungkin dan coba keberuntungan kalian di Gacha! Kami menantikan kehadiran Anda di ruang kelas Timedoor Academy setelah libur Lebaran. Tukarkan koin yang Anda kumpulkan dengan barang dagangan.   Let's learn, earn, and play! ???  
float button